TENTANG KAMU
Anwar.S
Pada goncangan waktu, aku menemukanmu
Terpuruk di antara puing kegagalan
Sendu raut wajahmu, seakan mengisahkan duka yang kau simpan
Namun aku bisa menemukannya
Dari sayu warna matamu
Dari pasi raut wajahmu.
Aku memberanikan diri bertanya kepadamu
Ada apa nona?
Ku rasa engkau begitu berduka
Sekiranya aku sedikit dapat menghiburmu.
Tak ku sangka engkau menitikkan air mata
Seolah aku menguak kembali apa yang tengah engkau jalani
Sepercik sesal menjalar pada dadaku
Tak seharusnya aku bertanya.
Kemudian engkau bercerita terbata dalam Isak
Engkau berkisah tentang seorang lelaki yang engkau cintai
Namun engkau harus meninggalkan dia dengan paksa
Sebab, ayah ibumu tak restui cinta sucimu kepada lelaki itu.
Hampir saja aku ikut meminitiskan air mata menyelami cerita yang engkau baca
Namun aku sadar, aku tak mau engkau tau kalau aku bersedih medengar kisahnmu
Ku dendangkan sebuah lagu untuk mengelabui rasaku
Engkau pun tersenyum, aku merasa lega.
Kemudian engkau melangkah pergi
Dan aku pun belum sempat bertanya
Siapa namamu nona?.
Hari berganti, engkau tak pernah lagi aku temui
Meski berkali aku kembali, ke tempat waktu aku menemukanmu
Aku bergumam, semoga engkau selalu berbahagia nona.
Sukoharjo_UnderGeound
Jumat 04 Desember 2020
GAJAH DI PELUPUK MATAKU
Anwar.S
Pada rintik yang sempat menjadi deras
Aku pernah berteduh di bawah atap jerami
Berharap ragaku tak kuyup oleh hujan.
Aku duduk seorang diri, kala menanti hadirmu
Aku hanya memikirkan kamu
Tak perduli terpa angin yang menyetubuiku
Aku hanya gembira, harap bertemu kamu
Membayang canda tawa yang telah tercipta
Suaramu selalu gema di telingaku
Bahkan gajah di pelupuk mataku pun tak tampak
Yang terlihat hanya seraut wajahmu
Aku rindu.
Waktu terus memburu, seolah peluru yang di pukul pemicu
Melesat tak kenal ragu
Dan aku tersadar, ketika ragaku telah kuyup
Di basah hujan yang lebat
Dan aku menyadari, aku menanti
Namun tak akan pernah di hadiri.
Kini aku hanya menggigil dalam deras hujan
Tak ada selimut penghangatan
Aku pulang, aku malang, aku terbuang
Bersama kesetian yang tak lekang.
Sukoharjo_UnderGround
ANDAI SUATU MASA KITA DI JUMPA LAGI
Anwar.S
Pada sepi yang tak pernah senyap
Aku terus mengendap-endap
Maencoba pergi dari kekadaan yang kusut ini.
Siapa duga kita di jumpa, pada masa yang tak terkira
Engkau sebegitu ayu, di pelupuk mataku tak mungkin layu
Ingin aku selalu beradu dengan kamu pujaku
Siangku gelap bagaikan malam, hatiku resah dan muram
Mananti waktu ku jumpa kamu
Tak ada lagi inginanku selain engkau disisiku
Menemani aku dalam suka duka
Bermesra riang di kaki purnama cinta.
Namun, apa dayaku, yang hanya mampu merakit mimpi
Hidup bergembira bersamamu, sepanjang nyawa
Dan ternyata, takdir berucap beda
Kita di gariskan jumpa, dan di takdirkan terberai kembali
Aku sempat menangis, ketika detik-detik perceraian cinta
Kamu memilih pergi, sebab, kau anggap aku tak mampu gembirakan hidupmu
Padahal aku tengah keras berjuang, membangun pondasi kebahagiaan
Namun engkau tak mau tau, hanya kau tau aku adalah nol.
Aku hampir terpuruk, ketika bayangmu hilang di simpang
Namun aku terperanjat, menyadari, bahwa kepergian mu bukanlah akhir perjuanganku
Perlahan namun pasti, aku mulai melupakan kamu
Yang sememang tak pernah perduli ke aku
Aku terus membangun pondasi kegembiraan
Sampai nanti menjadi istana kebahagiaan
Meski aku huni bukan bersama kamu.
Dan andai suatu masa, kita di jumpa lagi
Mungkin engkau akan tau, seberapa gigih aku berjuang dahulu
Perjuanganku yang tak kau nilai, dan tak kau harga
Dan mungkin akan muncul sebersit sesal di hatimu
Dan kamu bergumam lirih, kenapa dulu aku tinggalkan
Demi seseorang yang tak mau membersamaiku.
Kini, kita tak lagi pernah sua
Hanya doa yang bisa aku terbangkan
Semoga senantiasa kamu berbahagia bersama dia
Seorang yang kamu perjuangkan
Dengan iklhas meninggalkan aku.
Sukoharjo_UnderGround
style="text-align: left;">
MENAGIH JANJI LAMA
Anwar Pk
Pada purnama yang telah retak
Suaranya masih terus gemeratak
Hilang segenggam janji, pada bibir telah pasi
Musnah harap, pada rintik yang berderap
Hilang bersama angin lalu.
Waktu telah lama berputar, kau tak lagi ada kabar
Terbang dan tak pulang, aku kebinggungan
Pada siapa kan kubawa rindu yang kian membara?!
Andai saja aku tau, di mana singgahmu
Aku akan menemuimu
Namun, engkau pergi tak tinggalkan pesan
Apa lagi berpamitan, ah sudahlah
Karena kamu tak mau tau, mungkin kamu pikir di permainkan rindu itu mengembirakan
Aku yang setengah nafas merinduimu
Dan kamu abaikan itu.
Kemarin engkau datang, setelah lama menghilang
Kamu kembali menagih janji lama, yang dulu pernah aku ukir
Kamu menagih kesetiaanku, yang katamu kini di mana janjiku
Ah, selama ini kamu kemana saja, kataku
Kamu dimana, di saat aku membutuhkan kamu?
Kamu bersama siapa, di kala aku merinduimu?
Kamu sedang apa, di saat aku perlu dukunganmu?
Kamu pergi sesuka hatimu, dan datang semaumu
Maaf, janji setiaku telah di ambil orang
Sebab lama kamu telah menghilang
Dan maaf, aku tak bisa bersamamu untuk kedua kalinya
Cukup sekali saja, kejelekanmu menganiaya rasaku.
Sukoharjo_UnderGround
11-Desember-2020
PUISI DI BERANDAKU
Anwar Pk
Di semilir angin lalu, engaku adalah puisi-puisiku
Di saat kelopak mataku terbuka, engkau pertama yang ku baca
Di kala mentari mulai redup, engkau yang selalu aku tulis
Dan ketika malam telah membutakan matanya
Engkau yang selalu membuat mataku terjaga.
Aku tak pernah mengerti
Kenapa tentangmu yang selalu ada
Di tiap pergantian detik waktu, menuju menit, dan meniti jam yang berganti
Aku tak bisa memahami.
Di semilir angin lalu, aku begitu riang dalam dendang
Ku coba merangkai bait-bait indah
Ku coba mencipta nada, dalam dawai asmara
Yang senantiasa tentang kamu seorang
Hari berganti, waktu berlalu, aku selalu rindu
Pada engkau puisi-puisiku.
Di semilir angin lalu, aku tak pernah mengira
Bahwa engkau adalah bom waktu
Ternyata aku memuliskan butir-butir mesiu
Aku mengisahkan tentang ledakan-ledakan
Yang tak pernah aku pikirkan di semilir angin lalu
Dan kini aku hancur, berceceran karena kamu telah meledak
Aku terberai, membusuk di kerumuni kumpulan lalat, di koyak cacing-cacing kelaparan.
Di semilir angin kini, aku tak bisa menulis puisi-puisi seperti di angin lalu
Sebab, buku-buku yang dulu ku sediakan telah hancur dalam ledakanmu
Dan kini aku hilang terboyong angin lalu
Yang kamu tak akan pernah tau, di mana rimbaku
Dan engkau tak perlu lagi mencari puisi di berandaku
Sebab di situ tak ada lagi kamu, sebagai puisi-puisiku
Karena ledakanmu porandakan berandaku
Yang dulu tempat favoritku menuliskan tentang kamu dan aku.
Sukoharjo_UnderGround
Jum'at 11-Desember-2020