UNTUK HATI YANG KECEWA
Sudahlah
Tak perlu lagi engkau menitikkan air mata
Tak berguna jua engkau menderaskannya
Ketika dia yang engkau cintai memilih pergi
Meski air matamu menjelma darah, ia pun tak akan kembali.
Memang pahit rasanya, menelan buah perpisahan
Namun apalah gunanya, engkau makin tenggelam kedasar kedukaan
Jika engkau rela mati untuknya, betapa bodohnya rasa cintamu
Kau sedia korbankan jiwa raga, sedangkan dia memilih berbahagia dengan yang lain.
Berenanglah ketepian, tak berguna engkau tenggelam
Percayalah, di suatu tempat pasti ada, seseorang yang selalu mencarimu
Seseorang yang selalu menanti kehadiranmu
Seseorang yang selalu ingin membersamaimu.
Tak pantas engkau mati, untuk seseorang yang memilih pergi
Engkau harus merubah rasamu, melepaskan masa lalu demi masa depanmu.
Sukoharjo_UnderGround
BUNGGA MALANG
Anwar.S
Pada bilangan-bilangan ganjil, raga ini kerap menggigil
Membayang seraut wajah yang begitu samar
Tertimbun cahaya yang hangat bingar
Hingga aku hampir terkapar.
Terkadang, aku ingin tertawa lebar
Namun seolah pita suaraku telah pudar
Terendam busa-busa keabstrakan
Ah, entahlah, kau bagaikan kepulan asap
Sedangkan aku tak pernah tau, di mana letak kayu yang terbakar.
Masih di tiap-tiap bilangan ganjil
Rasaku masih kerap menggigil
Merasa kegamangan, jalan kau dan aku masihlah selempang.
Mungkin rasaku adalah bunga Malang
Yang harus tercabik dan berlubang
Di gerogoti ulat sebelum bermekaran
Gugur merebah di pangkuan bumi
Merelakan diri mati, terpendam di dasar hati.
Sukoharjo_UnderGround
SEMUSIM GUGUR
Anwar.S
Pada selembar kanvas, pernah aku tuliskan kisah cadas
Antara aku, hujan dan kamu
Pada permainan kata silang sengketa
Begitu banyak kias terlampias.
Antara rindu pada semusim gugur
Seutas daun yang di tendang ranting
Melayang jatuh ke pelukan bumi
Pada pasrah ia rela membusuk
Di sudut pandang yang meregang
Tiada lagi derai yang mengalir
Kering sudah di jamah keadaan.
Seuntai daun lebur pada kebusukkan
Menjelma kompos dalam rantai perjalanan
Tanpa menghiba kepada insan
Hanya berdoa dalam penantian, pasti lusa akan menyuburkan
Tanah kerontang yang di perkosa kemarau.
Sukoharjo_UnderGround
KEMARAU DARIMU
Anwar.S
Entah apa lagi yang harus aku paparkan
Tentang kemarau yang berpandangan
Sepetak tanah yang telah lama retak
Merindukan hujan hadiahkan pelukan.
Pada binar mentari yang gemar memanggang
Meronta kansepetak tanah yang gersang
Bila mana hujan hadiahkan pelukan
Pastilah retak kembali terjatuh
Dan sepetak tanah ini pasti kembali berdendang.
Namun mentari masih saja memanggang
Sedangkan awan berarak enggan jatuhkan hujan
Dalam sabar tanah rela retak, menunggu dalam doa-doa
Bila mana tiba masanya, hujan datang akhiri keretakan.
Sukoharjo_UnderGround