RINDU BIRU<\h2>
Entah berapa kali ku hela nafas dengan kencang
Berharap rindu tak terus meradang
Entah berapa kali bibirku berkatup, tak kuasa kuteriakkan namamu dengan lantang
Aku rindu yang telah membiru.
Telah beribu malam aku tempuhi, penuh rintih kesepian
Merajut harapan bak jaring laba-laba, menyusuri waktu yang begitu panjang
Namamu dan wajahmu selalu genderang dalam igauan
Aku kalah dalam peperangan mengusir tentangmu dari igauan.
Oh rindu biru
Waktu masih berapa panjang?
Mengahadang peraduanku denganmu
Wahai rindu biru, adakah gelisahmu sehebat aku?
Taukah engkau tentang benteng-benteng menjulang, betapa sukarnya aku tembusi
Semoga waktu tinggal sejengkal, memenjarakan rindu
Hingga kau dan aku tak lagi haru biru.
Sukoharjo
17-06-2022
<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-8454670122488596"
crossorigin="anonymous"></script>
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-8454670122488596"
data-ad-slot="9172933468"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
JALAN PULANG
Anwar Pk
Telah lama kukemas segala cemburu
Aku simpan rapi disaku hatiku
Aku lepaskan belenggu yang mengekang gerakmu
Terbanglah kenama kehendak akalmu.
Telah lama kulipat segala risau hatiku
Akan cemasnya kehilanganmu
Kayuhlah dayung sekuat tanganmu
Dan aku, akan tetap disini menantimu
Jika kau lelah mencari tempat baru
Aku yakin engkau tak akan tersesat, meniti jalan pulang
Ketika engkau tersadar, disinilah hatimu selalu merasa tenteram.
Sukoharjo_UnderGround
08-05-2022
DINDING NURANI
Anwar Pk
Aku terlalu akrap dengan sang sunyi
Telah banyak aku tuliskan tentang kegelisahan
Tentang rindu-rindu yang telah jelma sahdu
Rindu kepada sosok bayang, yang terkadang tak mampu aku luahkan
Namun ia tetap tersimpan pada dinding nurani.
Beruntun ingin aku nyanyikan bait-bait rindu
Seperti para pujangga yang setiap katanya membuat lena
Namun gagal dan gagal, mulutku selalu tercekat
Bila hendak bercakap soal rindu
Sebab aku tak mengerti kalimat mana yang harus aku pilih, untuk meraih simpatimu
Sebab aku bukan pujangga, hanya saja aku ingin menjaga.
Menjagamu dari rayuan-rayuan kamuflase
Menjagamu dari cedera oleh kata-kata semanis gulali
Menjagamu dari tebing-tebing curam yang hendak mencabik dinding nuranimu
Namun, aku tak sepenuh yakin
Mungkin aku pun tak lulus dari audisi
Sebagai penjaga hatimu.
Aku terlalu akrap dengan sang sunyi
Di mana dindingnya telah begitu banyak aku tuliskan tentang kegelisahan
Tentang merinduimu, adalah kewajibanku
Meski jarak dan waktu masih saja menjagal langkahku
Namun, aku tak akan berhenti mencarimu
Andai saja aku tersesat, atau terlupa akan tujuanku padamu
Maka ingatkan aku dalam doamu, bahwa kamulah tujuanku.
Sukoharjo_UnderGround
28-04-2022
KEPADA CINTA ENGKAULAH SEMESTA
Kamu tau, aku tak pandai merakit kata jelmakan nuansa cinta
Kamu tau, aku tak mahir menyihir huruf menjadi candu
Berkali ingin aku tuliskan tentang keindahan dimataku, kepada cinta engkaulah semesta
Ikal mayang rambutmu, mampu jatuhkan lututku
Tajamnya cahaya matamu selaksa sri gala mengoyak kalbulu
Merona bibirm tebal sebelahmu, oh aku terpatah-patah.
Andai saja kamu tau
Selalu ingin aku belai ikal mayang rambutmu
Biar aku tertidur pada semesta cinta
Jika saja kamu mengerti
Ingin aku selalu menentang cahaya matamu
Rela aku di pelukan semesta cinta
Seumpama engkau memahami
Di hujung bibirmu yang sebelah tebal
Pasrah aku menghuni semesta cinta
Tiada lagi yang aku kehendaki.
Oh cinta
Terbuat dari apakah engkau?!
Membuatku mabuk melebihi menengak berbotol wisky
Oh semesta cinta, ingin rasanya aku hembuskan nafas terakhirku dalam dekapanmu.
Namun ngapusi
Hahahahaaaaaa.,
Sukoharjo_UnderGround
19-03-2022
JIKA KAMU MEMILIH KEMBALI
Senja sebentar lagi purna
Aku masih terpaku di tepi bengawan
Di mana masa kecilku, disitulah tempat bermainku
Tak terasa maktu begitu cepat melesat, membawa pergi semua cerita, dan meninggalkan segala kenangan.
Senja sebentar lagi sirna
Namun aku enggan untuk berlalu
Entah mengapa, akalku bisa segaduh ini
Semenjak mengenal engkau yang tak pernah kurencana.
Sekian tahun masa demi masa telah aku lalui, sampai pada akhirnya begawanku telah mati
Jalur telah di tutup, rute telah berganti, dan aku kehilangan tempat bermain
Namun, entah mengapa di setiap akalku gaduh, aku selalu merasa tenang berdiam di tepi bengawan yang telah mati.
Aku tau setelah sekian waktu mengenalmu, bahwa kamu pernah kehilangan, seperti aku kehilangan tempat bermainku
Dan mungkin aku juga akan kehilanganmu, meski aku berharap engkaulah ruh kebahagiaanku
Dan aku tau, kamu di ibaratkan atap, sedangkan aku hanyalah sebuah lantai
Serasa mustahil aku memelukmu, sebab aku tak mampu memanjat, mungkin
Aku hanya bisa berharap engkau runtuh, agar aku dapat memelukmu.
Jika kita mau jujur, luka adalah kita
Aku tau, engkau pernah kehilangan, dan aku pernah ditinggalkan
Jika saja mataku harus kembali basah, maka akan aku biarkan basah
Jika hatiku harus patah, maka akan aku biarkan patah
Hanya saja aku tak akan menyerah.
Jika kamu memilih kembali kepada dia masa silammu
Kembalilah, aku pastikan akan aku iringi dengan mataku yang basah, beserta hatiku yang patah
Hanya saja harus kamu ingat, bahwa kamu pernah dihianati oleh masa lalumu
Dan doaku selalu berbahagialah, dimanapun pijakmu
Dan jika aku harus kehilanganmu, dan matinya wajahmu dalam anganku, namun namamu akan selalu aku ingat seperti matinya bengawanku.
Sukoharjo_UnderGround
18-032022
Ingin aku tuliskan kata rindu, namun aku takut bila tak terbaca
Ingin aku nyanyikan cinta, namun aku takut bila tak di dengarnya
Ingin aku berlari dan menukar hati, supaya rasaku tak ada siksanya rindu, namun pada siapa?!.
Seharusnya aku menyadari, bahwa aku hanyalah kalimat-kalimat yang tak pernah terbaca
Seharusnya aku mengerti, bahwa aku hanyalah sajak-sakak yang tak berarti
Dan seharusnya aku memahami, jika aku hanyalah pelampiasan atas kesepianmu
Namun aku terlambat menyadari.
Aku tidak pernah menyesali, sebuah perjumpaan tanpa pertemuan
Dan engkau terlalu mahir, menghilang tanpa pesan
Namun engkau gagal memahami sebuah ketulusan beserta kesabaran
Dan engkau telah mengajarkan kepadaku, bagaimana caranya menghilang tanpa sejengkal jejak.
Seharusnya aku harus beranjak dari dermaga ini, karena menunggu kehadiranmu hanyalah ilusi tanpa tepi
Namun nyanyian rindu yang terus ada, kerap melumpuhkan kakiku
Sehingga sulit untukku berlalu.
Seandainya kini aku dapat menyaksikan tentang kebahagiaan yang telah engkau raih
Pastinya aku akan tersenyum, dan ku ucap lirih dari kejauhan, berbahagialah dengan dia yang telah terpilih.
Catatan bawah alam sadar.